Tenaga
mesin pada motor bakar bensin dihasilkan dari pembakaran campuran udara dan
bensin, untuk memperoleh campuran udara dan bensin sesuai dengan kondisi kerja
dari suatu mesin, digunakan karburator.
Dengan demikian karburator merupakan
bagian yang penting, untuk memperoleh hasil kerja mesin yang maksimum dan
efisien. Rangkaian Tune Up Mesin Kijang, pekerjaan pemeriksaan, penyetelan,
pembersihan pada karburator harus dilaksanakan.
1.
Katup
Trotel
Gambar 1. Katup Trotel
Trotle harus bergerak bebas tidak terganjal-ganjal
dan membuka full. Pada saat pedal gas bebas, trotel harus menutup full, atau
sebesar RPM ideal, (sekrup penyetel) dan akan terbuka full apabila pedal gas
diinjak penuh. Apabila ternyata trotel tidak bekerja seperti petunjuk maka
dapat mengadakan penyetelan pada dua tempat.
a. Pertama
adakanlah penyetelan pada bagian bawah dari pedal gas, sehingga trotel tampak
terbuka penuh.
b. Kedua,
didekat karburator ada penyetel yang menyatu dengan kabel gas. Kabel gas tidak
boleh terlalu tegang dan kaku karena hal itu akan meyebabkan pada saat
deakselerasi (peal gas dibebaskan) RPM mesin terlambat ke posisi stasioner, dan
bahan bakar bisa lebih boros.
2.
Periksa
Pompa Akselerasi.
Gambar 2. Pompa Akselerasi
Pada saat kendaraan
hendak ditambah kecepatan, pedal gas ditekan, mesin mobil membutuhkan bahan
bakar lebih banyak. Pompa akselerasi mempunyai tugas itu. Dari lubang atas
karburator tampak semburan bensin. Apabila hasil semburan tidak lancar atau
bahkan tidak ada dapat disebabkan oleh dua hal. Mungkin karburator sudah sangat
aus, sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik, atau kulit pompanya sudah
rusak. Didalam pompa akselerasi juga terdapat klep dari sebuah boll bearing.
Waktu pompa diangkat, bensin akan masuk ke ruang pompa dan klep akan menutup
begitu ditekan, sehingga bensin tersemprot dari saluran ke ruang inlet dari
karburator. Sering kali karburator yang terbuat dari bahan aluminium itu
mengalami korosi sehingga merusakan sifat dari klep pompa akselerasi, atau
berkaratnya boll bearing.
Gambar 3. Penyetelan Akselerasi
3.
Penyetelan
Putaran Idle.
Penyetelan putaran idle sangat penting mengingat
menyetel ini juga mempengaruhi campuran idle bensin dan udara yang bermanfaat
mempertahankan tingkat kerja yang maksimum dari mesin. Sebelum mengadakan
penyetelan idle pada mesin 5K Kijang, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai
berikut: saringan udara sudah dibersihkan dan terpasang kembali pada tempatnya,
suhu kerja mesin 85-90 derajat celcius dan semua perlengkapan tambahan
dimatikan. Transmisi pada posisi netral (N) dan waktu pengapian telah tepat (5
derajat) serta tacho-meter dan CO meter sudah terpasang. Putarlah penyetel RPM
(1) sampai tacho meter menunjukkan 800, kemudian putarlah sekrup penyetel idle
(2) sampai meter menunjukkan putaran mesin maksimum. Setelah itu kembali sekrup
penyetel RPM diputar sampai RPM mencapai 800.
4.
Penyetelan
idle mesin dengan CO meter.
Gambar 4. Penyetelan CO
Konsentrasi CO pada gas buang, putarlah sekrup katup
penyetel putaran idle dan campuran idle, untuk mendapatkan spesifikasi
konsentrasi pada putaran idle.
Mengukur kensentrasi CO pada ujung knalpot. Periksa
bahwa meter CO dalam keadaan sempurna. Naikan putaran mesin hingga putaran 2000
RPM dan tunggu 1-3 menit agar konsentrasinya stabil. Masukan pengindra (testing
probe) CO ke dalam ujung knalpot sekurang-kurang 40 cm dan ukurlah konsentrasi
CO dalam waktu yang singkat. Konsentarsi CO yang tepat: 1% – 2%.Bila
konsentrasi dalam harga spesifikasi berarti penyetelan telah sempurna.
Bila konsentrasi CO diluar harga spesifikasi,
putarlah sekrup penyetelan putaran idle untuk mencapai harga konsentrasi
spesifikasi. Bila harga konsentrasi tidak dapat diperbaiki dengan penyetelan
sekrup penyetel campuran idle, maka kemungkinan ada kerusakan pada komponen
lainnya.
Konsentrasi CO yang tetap tinggi, sekalipun sekrup
putaran idle telah diputar maka penyebabnya bisa jadi, saringan udara tersumbat
karena kotoran debu, katup PVC tersumbat atau kesalahan pada karburator.
Pekerjaan Tune Up Mesin juga termasuk memperhatikan
kondisi oli mesin. Kalau sudah mencapai jarak tempuh 5000 Km, saatnya untuk
mengganti oli mesin dengan yang baru. Kalau kurang, sedangkan jarak tempuhnya
baru 3000 Km, seharusnya cukup ditambah saja dengan oli baru. Mengenai
penggantian oli mesin, banyakpernyataan yang sampai ke penulis. Kapan
seharusnya mengganti oli mesin? Apakah oli mesin perlu ditambah dengan adetive?
Pemilik lain mengatakan : “Kami terpengaruh dengan kartu servis yang disertakan
pada mobil yang mengatakan bahwa, kembali setelah 2000 Km”.
Tentang oli ini memang ada alasan dan ceritanya.
Dahulu memang dianjurkan, mengganti oli mesin setiap 1.500 Km. Hal ini
disebabkan oleh, kwalitas oli masih rendah (API Service hanya SA atau SB). API
Servis sendiri menunjukkan komponen-komponen kimia yang ditambahkan pada oli,
dan dari tahun ke tahun telah berkembang sampai Api Servis SF (huruf S
menunjukkan oli untuk mesin motor bakar dengan bahan bakar bensin). API Servis
SF dapat diperoleh dari produksi Pertamina dengan merk dagang Mesran Super.
Gambar 5. Cek Kekentalan Oli
Dengan menggunakan oli Mesran Super atau Mesran
Spesial (API Servis SE), tidak ada alasan bagi kita untuk merasa khawatir
terhadap mesin mobil. Bahkan di Jepang, Amerika (cuaca berbeda dan kurang
berdebu) dan Eropa, oli dengan API Servis SE baru di ganti setelah 10.000 Km.
Hal ini sangat dimungkinkan, karena disamping kedua alasan diatas . Selain itu
permukaan mesin yang saling bergesek sudah dikerjakan dengan sangat teliti.
Penyelesaiannya sangat halus dan membersihkan sisa-sisa bahan mesin dengan
menggunakan mesin changi.
Apakah oli perlu ditambah lagi dengan aditive?
Jawabnya :
Oli kemasan Pertamina sudah (harus) mengandung
adetive yang di maksud, hanya pada kemasan Pertamina tidak diperinci. Jenis dan
jumlahnya telah diukur untuk mampu menempuh suatu jarak tertentu. Bila
dikehendaki untuk menembah aditive, seharusnya jarak tempuh ditambah. Tentang
anjuran kembali pada Km tertentu setelah menempuh 2.000Km, tidak perlu
dituruti.
Periksa kualitas oli.
Mesin mobil yang normal, artinya terawat dengan baik
dan tekanan kompresinya masih tinggi mengganti oli mesin setiap 5.000Km. Bagi
mesin yang sudah tua, dimana sisa-sisa pembakaran dapat masuk ke karter,
penggantian oli mesin dipercepat. Periksalah oli tersebut, kemungkinan telah
kotor dan terasa berpasir.
Dapat juga terjadi, oli mesin berubah warnanya.
Hitam, karena mesin yang kotor atau pembakaran yang tidak normal. Warna Coklat
susu, biasanya menandakan bahwa oli mesin telah bercampur dengan air. Kondisi
ini sangat berbahaya, dan sebaiknya diperiksa lebih teliti.
Mengganti saringan oli (filter) membutuhkan
peralatan khusus. Bagi yang ingin mengganti sendiri, sedangkan tidak memiliki
alat khusus, dapat menggunakan rantai bekas sepeda. Dua hal perlu diperhatikan,
waktu mengganti saringan oli. Pertama, tidak menggunakan saringan imitasi, karena
dikuatirkan bagian dalam dari saringan terdapat sisa-sisa benda yang dapat
merusakkan bearing crank shaft atau menggunakan kertas mutu rendah.
Kedua, sebelum memasang saringan baru pada blok
mesin, pastikan bahwa semua bagian ada dalam keadaan yang bersih. Kotoran yang
ada pada permukaan saringan maupun blok mesin, bisa mencapai bearing kruk as.
Pada bagian atas dari saringan oli ada plastik pengaman. Bagian ini baru dibuka
begitu saringanhendak dipasang pada tempatnya.
Mengencangkan saringan tidak perlu menggunakan
kunci, cukup dengan tangan saja dan setelah mesin dihidupkan, perhatikan bahwa
tidak ada kebocoran oli di sekitar saringan oli.
Pada Toyota Kijang, setiap penggantikan oli tanpa
ganti filter, diperlukan oli 3 liter. Apabila mengganti saringan dibutuhkan oli
3,5 liter, dengan API Servis SE.
Catatan : API Service oli yang beredar ada, SA, SB,
SC, SD, SE, SF.
Bila mobil setiap 1.000 kilometer harus menambah oli
1 liter, ini menandakan ada yang tidak beres pada mesin. Apakah ring piston
sudah aus atau seal klep rusak. Dengan menggunakan alat test kompresi dapat
memberi indikasi, apakah ring rusak.
Kalau kompresi baik maka penyebab lainya adalah seal
klep.
Supaya efisen maka
mesin mobil harus dapat beroperasi pada putaran yang sesuai dengan yang dikehendaki
misalnya pada saat di butuhkan untuk cepat maka mesin harus berputar cepat atau
sebaliknya. Pembakaran gas juga harus dapat mengikuti kondisi mesin tersebut,
bila mesinnya berputar cepat maka saat pengapian juga harus lebih awal dan
sebaliknya. Kejadian ini harus berlaku secara otomatis dan untuk itulah maka
pada mesin dilengkapi
Gambar 6. Cek Kondisi Tutup Distributor
Dengan alat
pemajuan pengapian yang sebanding dengan putaran mesin, alat tersebut lebih
dikenal dengan sebutan Governor Advancer. Bagian ini harus diperiksa, apakah
dapat bekerja dengan baik? Kerusakan pada bagian ini biasanya disebabkan oleh
melemahnya per dan bantalan bola ( bearing) yang kotor dan berkarat.
Rotor bekerja berputar didalam tutup distributor,
membagi arus ke busi sesuai dengan urutan pembakaran mesin mobil. Rotor yang
sudah rusak dapat berupa retak dan rusak sifat isolasinya. Bagi isolasi yang
rusak dapat dicoba dengan mendekatkan kabel busi yang dari koil sambil mesin di
start. Bila terjadi loncatan bunga api, maka dapat dipastikan sifat isolasinya
sudah rusak.
5.
Periksa
cara kerja percepatan vakum (vacuum advance).
Gambar 7. Periksa Vacum Advance
Kecepatan perambatan api pada suatu campuran bahan
bakar dan udara dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya: perbandingan
campuran, tekanan campuran, temperatur campuran, dan kondisi dari campuran
(atomisasinya) itu sendiri. Kondisi muatan dari mesin kendaraan juga
bermacam-macam misalnya kendaraan bermuatan ringan dan kendaraan berjalan
dengan kecepatan lambat serta pada jalan yang rata.
Apabila mesin tiba-tiba diakselerasi, maka karena
adanya kelengkapan-kelengkapan pada system karburator akan menyebabkan campuran
bahan bakar dan udara menjadi gemuk. Campuran yang gemuk ini dengan sendirinya
membutuhkan waktu pembakaran yang lebih lambat, saat pengapian yang
diperlambat. Karena alasan inilah maka pada system pengapian ditambahkan suatu
alat pemacu yang dapat memajukan pengapian pada saat mesin sedang diakselerasi.
6.
Alat
itu sering disebut dengan Vacuum Advancer.
Gambar 8. Periksa Fungsi Vacum Advance
Prinsip kerja dari vacuum advancer ialah
dengan memanfaatkan kevacuuman yang terjadi pada karburator. Pada saat
kendaraan hidup dan diakselerasi maka oktan selektor harus bergerak. Oktan
selektor yang tidak bergerak menandakan ada yang tidak beres dengan system
kerjanya. Apakah pipa karet dari karburator rusak (putus, tersumbat)? Apakah
diaframa rusak? Atau, apakah setelah mengganti platina dan mengganti baut baru
yang lebih panjang?
Baut yang terlalu panjang akan
tersangkut dengan bagian di bawahnya, sehingga oktan selektor tidak dapat
bergerak. Kerugian akibat oktan selektor dan governor yang tidak bekerja dengan
baik ialah: mesin berat tidak mau lari, penggunaan bahan bakar lebih boros.
7.
Penyeletelan
Celah Katup.
Adakalanya ada mesin yang penyetelan katupnya
diminta pada temperatur dingin. Namun pada mesin 5K, untuk Kijang diminta
temperatur mesin 80 derajat celcius. Kemudian putarlah baut yang terdapat pada
ujung luar kruk as dan cocokkan tanda yang terdapat pada puly tali kipas dengan
angka 0 yang terdapat pada tutup mesin.
8.
Kencangkan
kembali baut kop.
Akibat keausan bahan, baik mesin, paking, dan baut
kepala selinder maka baut-batu itu perlu dikencangkan kembali. Cara
pengencangan harus dari titik tengah kepala selinder dan satu persatu ke
sisi-sisi lainnya. Ada dua macam baut yang perlu dikencangkan, dan berbeda momen
pengencangannya. 5,4-6,6 Kg-m untuk baut kepala selinder dan 1,8-2,4 Kg-m untuk
baut penunjang batang penumbuk (baut rocker arm shaft). <!–[if
!supportLineBreakNewLine]–> <!–[endif]–>
9.
Cara
penyetelan katup.
Gambar 9. Penyetelan Katup
Putar puli kruk as sampai ada tanda 0. Delapan katup
yang kendor dapat langsung distel. putar sekali lagi sampai 360 derajat dan
stel 8 yang lain. Gunakan fuller ukuran 0,20 mm untuk katup hisap 0.30 mm katup
buang. Fuller yang diletakkan antara ujung katup dan roker arm (penumbuk katup)
tidak boleh seret sampai menekan katup menjadi terbuka, namun juga tidak
bolehterlalu longgar.
Penyetelan katup yang tidak tepat, membuat katup
membuka dan menutup tidak sesuai kebutuhan kerja dari mesin, yang pada akhirnya
menyebabkan kerja mesin tidak efisien serta boros bahan bakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar