Dalam dinamika
fluida, gaya hambat (yang terkadang disebut hambatan fluida atau
seretan) adalah gaya yang menghambat pergerakan sebuah benda padat melalui sebuah fluida (cairan atau gas). Bentuk gaya hambat yang paling umum
tersusun dari sejumlah gaya gesek,
yang bertindak sejajar dengan permukaan benda, plus gaya tekanan, Yang bertindak dalam arah tegak
lurus dengan permukaan benda. Bagi sebuah benda padat yang bergerak melalui
sebuah fluida, gaya hambat merupakan komponen dari aerodinamika gaya resultan atau gaya dinamika fluida yang
bekerja dalam arahnya pergerakan. Komponen tegak lurus terhadap arah pergerakan
ini dianggap sebagai gaya angkat.
Dengan begitu gaya hambat berlawanan dengan arah pergerakan benda, dan dalam
sebuah kendaraan yang digerakkan mesin diatasi dengan gaya dorong.
Sebuah benda yang bergerak melalui
gas atau cairan mengalami sebuah gaya
yang arahnya berlawanan dengan gerakan benda tersebut. Kecepatan terminal dicapai
saat gaya hambat sebanding dengan magnitud (magnitudo) tapi arahnya berlawanan
dengan gaya yang mendorong benda. Di gambar ini tampak sebuah bola dalam aliran Stokes, pada bilangan Reynolds yang
sangat rendah.
Dalam mekanika
orbit, tergantung pada situasi, hambatan atmosfer bisa dianggap
sebagai ketidak efesiensian yang membutuhkan pengeluaran energi tambahan dalam
peluncuran objek angkasa luar.
Tipe-tipe
gaya hambat pada umumnya terbagi menjadi kategori berikut ini:
- gaya hambat parasit, terdiri dari:
- seretan bentuk,
- gesekan permukaan,
- seretan interferensi,
- gaya hambat imbas, dan
- gaya hambat gelombang (aerodinamika) atau hambatan gelombang (hidrodinamika kapal).
Frase gaya hambat parasit sering digunakan dalam
aerodinmika, gaya hambat sayap angkat pada umumnya lebih kecil dari gaya
angkat. Aliran fluida di sekeliling bagian benda yang curam pada umumnya
mendominasi, dan lalu menciptakan gaya hambat. Lebih jauh lagi, gaya hambat
imbas baru relevan ketika ada sayap
atau badan angkat, dan dengan
begitu biasanya didiskusikan baik dalam perspektif aviasinya gaya hambat, atau
dalam desainnya semi-planing atau badan kapal.
Gaya hambat gelombang berlangsung saat sebuah benda padat bergerak melalui
sebuah fluida atau mendekati kecepatan
suara dalam fluida itu atau dalam kasus dimana sebuah permukaan
fluida yang bergerak bebas bergelombang
permukaan menyebar dari objek, misalnya saja dari sebuah kapal.
Untuk kecepatan yang tinggi atau lebih tepatnya, pada bilangan Reynolds yang
tinggi gaya hambat keseluruhannya sebuah benda dikarakterisasikan oleh sebuah bilangan tak berdimensi
yang disebut koefisien
hambatan. Mengumpamakan sebuah koefisien hambatan yang
lebih-atau-kurang konstan, seretan akan bervariasi sebagai kuadratnya kecepatan. Dengan begitu,
tenaga resultan yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat ini akan bervariasi
sebagai pangkat tiganya kecepatan. Persamaan standar untuk gaya hambat adalah
satu setengah koefisiennya seretan dikali dengan massa jenis fluida, luas dari item tertentu, dan kuadratnya
kecepatan.
Hambatan angin merupakan istilah orang awam yang
digunakan untuk mendeskripsikan gaya hambat. Penggunaannya seringkali tak
jelas, dan biasanya digunakan dalam sebuah makna perbandingan (sebagai
misal, kok bulutangkis memiliki hambatan
angin yang lebih tinggi dari bola squash).
1.
Gaya hambat pada kecepatan tinggi
Persamaan gaya hambat
menghitung gaya yang dialami sebuah objek yang bergerak melalui sebuah fluida pada kecepatan yang relatif besar
(misalnya bilangan
Reynold yang tinggi, Re > ~1000), yang juga
dijuluki seretan kuadrat. Persamaan tersebut merupakan penghormatan
kepada John William
Strutt, 3rd Baron Rayleigh , yang awalnya menggunakan L2
dalam tempatnya A (L adalah panjang). Gaya sebuah objek yang
bergerak melalui sebuah fluida adalah: dimana
adalah gaya
dari seretan,
adalah massa jenisnya fluida (Catatan
untuk atmosfer Bumi,
massa jenis bisa diketahui dengan menggunakan rumus barometer .
Massa jenisnya sebesar 1.293 kg/m3 pada 0 °C dan 1 atmosfer .),
adalah laju objek dibandingkan dengan fluida,
adalah luas rujukan,
adalah koefisien hambatan ( parameter tak berdimensi, misalnya
0,25 sampai 0,45 untuk sebuah mobil), dan
adalah vektor satuan yang
menunjukkan arah kecepatan (tanda negatif menunjukkan arah gaya hambat
berlawanan arah kecepatan).
Luas rujukan A sering didefinisikan sebagai luas proyeksi ortografi
(proyeksi siku-siku) dari objek pada sebuah bidang yang tegak lurus terhadap
arah gerakan misalnya untuk objek-objek berbentuk sederhana seperti
lingkaran, ini merupakan luas penampang
lintang. Terkadang sebuah objek memiliki beberapa luas rujukan
dimana sebuah koefisien hambatan yang sesuai dengan masing-masing luas rujukan
harus ditentukan.
Dalam kasus sebuah sayap, perbandingan gaya hambat terhadap gaya angkat sangat mudah
saat luas rujukannya sama, sebab nisbah gaya hambat terhadap gaya angkat
hanyalah nisbah gaya hambat terhadap koefisien gaya angkat.
Dengan begitu, rujukan untuk sayap seringkali adalah luas planform, bukannya luas
penampang depan.
Untuk objek yang bepermukaan halus, dan titik pisah yang tidak
tetap seperti sebuah lingkaran atau silinder bundar koefisien hambatan akan
bervariasi dengan bilangan Reynolds Re, bahkan sampai pada
nilai yang sangat tinggi Re dari tingkat besaran 107).
Bagi sebuah objek bertitik pisah yang tetap dan terdefinisi dengan baik,
seperti sebuah cakram lingkar berbidang normal terhadap arah aliran, koefisien
hambatan adalah konstan untuk Re > 3,500. Pada umumnya,
koefisien hambatan Cd merupakan sebuah fungsi orientasinya
aliran berkenaan dengan objek (terlepas dari objek yang simetris seperti sebuah
bola).
1.1.
Daya
Rumus daya
yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya hambat aerodinamis adalah:
Perlu diketahui bahwa daya yang
dibutuhkan untuk mendorong sebuah objek melalui sebuah fluida meningkat sebagai
pangkat tiganya kecepatan. Sebuah mobil yang sedang melaju di jalan raya dengan
kecepatan 80km/jam (50 mph) hanya membutuhkan 10 tenaga kuda (7,5 kW) untuk
mengatasi gaya hambat udara, tapi bila mobil itu melaju secepat 160 km/jam (100
mph) dibutuhkan 80 tenaga kuda (60 kW). to overcome air drag, but that same car
at 100 mph (160 km/h) requires 80 hp (60 kW). Dengan penggandaan kecepatan gaya
hambat membesar empat kali lipat per rumus. Pengerahan daya empat kali pada sebuah
jarak yang tetap menghasilkan usaha
empat kali lipat. Karena daya adalah tingkat usaha yang sedang dilakukan, maka
empat kali usaha yang dilakukan dalam setengah waktu membutuhkan delapan kali
daya.
Perlu ditekankan disini bahwa
persamaan gaya hambat merupakan sebuah perkiraan, dan belum tentu memberikan
perkiraan yang tepat dalam setiap kasus. Jadi berhati-hatilah saat sedang
membuat asumsi dengan menggunakan persamaan-persamaan di atas.
1.
2. Kecepatan objek yang sedang jatuh
Kecepatan sebagai sebuah fungsi
waktu untuk sebuah objek yang sedang jatuh melalui sebuah perantara yang tidak
bermassa jenis kasarannya merupakan fungsi yang melibatkan fungsi hiperbolik :
Dengan kata lain, kecepatan secara asimtotik yang mencapai sebuah nilai
maksimal disebut kecepatan
terminal :
Bagi sebuah objek berbentuk kentang
dengan diameter rata-rata d dan massa jenis ρobj, maka kecepatan
terminalnya adalah untuk berbagai objek yang massa jenisnya mirip air (tetesan
air hujan, hujan es, objek yang hidup — hewan, burung, serangga, dll.) yang
sedang jatuh di udara dekat permukaan Bumi pada permukaan laut, maka kira-kira
kecepatan terminalnya sama dengan Sebagai contoh, untuk tubuh manusia ( ~ 0.6
m) ~ 70 m/detik, untuk hewan kecil seperti kucing ( ~ 0.2 m) ~ 40 m/detik,
untuk burung kecil ( ~ 0.05 m) ~ 20 m/detik, untuk serangga ( ~ 0.01 m) ~ 9
m/detik, untuk setetes kabut ( ~ 0.0001 m) ~ 0.9 m/detik, untuk serbuk sari
atau bakteri ( ~ 0.00001 m) ~ 0.3 m/detik dan seterusnya. Kecepatan terminal
(kecepatan akhir) yang sesungguhnya dari objek yang sangat kecil (serbuk sari,
dll.) bahkan lebih kecil dikarenakan viskositasnya udara.
Kecepatan terminal lebih tinggi
untuk berbagai makhluk yang berukuran lebih besar, dan dengan begitu lebih
mematikan. Seekor tikus yang jatuh dengan kecepatan terminalnya punya
kemungkinan lebih besar tetap hidup saat jatuh ke tanah daripada seorang
manusia yang jatuh pada kecepatan terminalnya. Hewan kecil seperti jangkrik yang bertubrukan
pada kecepatan terminalnya kemungkinan takkan menderita luka. Hal ini
menjelaskan penyebab tetap hidupnya binatang-binatang yang kecil yang jatuh
dari tempat yang sangat tinggi.
2.
Bilangan Reynolds yang sangat rendah
Gaya hambat Stokes
Persamaan untuk tahanan kekentalan
atau gaya hambat linear cocok untuk partikel atau objek berukuran kecil yang
sedang bergerak melalui sebuah fluida pada kecepatan yang relatif pelan dimana
tidak terdapat turbulen (contohnya bilangan Reynolds yang
rendah, ). Dalam kasus ini, gaya hambat kira-kira sebanding dengan kecepatan,
tapi arahnya berlawanan. Persamaan untuk tahanan kekentalan adalah:
dimana:
adalah sebuah konstanta yang
tergantung pada sifat-sifat fluida serta dimensi objek, dan
adalah kecepatan objek.
Saat sebuah objek jatuh dari
tumpuan, kecepatannya akan menjadi yang secara asimtotik mendekati kecepatan
terminal . Untuk sebuah tertentu, objek yang lebih berat jatuh lebih cepat.
Untuk kasus spesial dimana objek
berbentuk bola yang kecil bergerak perlahan-lahan melalui sebuah zalir ( fluida ) kental (dan dengan begitu
pada bilangan Reynolds yang kecil), George Gabriel Stokes membuat sebuah rumus
untuk tetapan gaya hambat,
dimana:
adalah radius Stokesnya partikel,
dan adalah viskositas fluida.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah
bola kecil berjari-jari = 0,5 mikrometer (diameter = 1.0 µm) yang sedang
bergerak melalui air pada kecepatan 10 µm/s. Menggunakan 10−3 Pa·s
sebagai viskositas air dalam
satuan SI, ditemukan bahwa gaya hambatnya 0,09 pN. Ini mengenai gaya hambat
yang dialami bakteri yang berenang di air.
3.
Gaya hambat dalam aerodinamika
3. 1. Gaya hambat parasit
Gaya hambat parasit (yang juga
disebut gaya seret parasit atau seretan parasit) merupakan gaya hambat yang
disebabkan oleh pergerakan sebuah benda padat melalui sebuah fluida. Gaya
hambat parasit tersusun dari begitu banyak komponen, yang terbesar adalah
seretan bentuk. Gesekan permukaan serta seretan interferensi juga merupakan
komponen utamanya gaya hambat parasit
Dalam ilmu penerbangan, gaya hambat imbas cenderung
lebih besar pada kecepatan yang lebih pelan karena dibutuhkan sudut serang yang tinggi
untuk mempertahankan gaya angkat, menciptakan lebih banyak lagi seretan. Namun,
ketika kecepatan meningkat sehingga gaya hambat imbas berkurang, gaya hambat
parasit malah meningkat sebab fluida mengalir lebih cepat di sekeliling objek
yang menonjol sekaligus meningkatkan gaya hambat maupun gaya gesek. Bahkan pada
kecepatan yang lebih tinggi dalam transonik
, gaya hambat
gelombang masuk dalam perhitungan. Setiap bentuk gaya hambat itu
mengalami perubahan proporsi terhadap satu sama lain berdasarkan pada kecepatan.
Dengan begitu kurva gaya hambat total gabungan memperlihatkan nilai yang
minimal pada sejumlah kecepatan udara- pesawat yang terbang pada kecepatan ini
akan berada pada atau mendekati efisiensi tertingginya. Pilot akan menggunakan
kecepatan ini untuk memaksimalkan ketahanan (konsumsi fuel minimal), atau
memaksimalkan jarak luncur
ketika terjadi kerusakan pada mesin.
3. 2. Gaya hambat imbas
Dalam aerodinamika , gaya hambat
imbas atau gaya seret vortek merupakan sebuah gaya hambat yang terjadi saat sebuah badan angkat atau sayap menghasilkan gaya angkat dalam jangka
waktu terbatas. Sedangkan parameter lainnya tetap sama, sudut serangan dan gaya
hambat imbas yang meningkat.
3. 3. Gaya hambat gelombang dalam transonik dan aliran
supersonik
Bentuk umum dari persamaan kecepatan
tinggi berlaku lumayan baik bahkan pada kecepatan yang mendekati atau melebihi
kecepatan suara, namun, faktor Cd berubah dengan kecepatan, dalam sebuah cara
yang tergantung pada sifat objek.
Pada umumnya, di atas Mach 0.85
koefisien hambatan meningkat sampai sebuah nilai beberapa kali lipat lebih
tinggi pada Mach 1.0, dan lalu menurun lagi pada kecepatan yang lebih tinggi,
cenderung pada sebuah nilai mungkin 30% lebih tinggi daripada kecepatan
subsonik. Hal ini disebabkan oleh terciptanya gelombang kejut yang menghasilkan
gaya hambat gelombang
Suatu benda yang terbenam dalam
fluida yang bergerak, atau sebaliknya benda tersebut bergerak terhadap fluida
yang diam, akan mengalami suatu gaya. Gaya-gaya yang bekerja pada benda
tersebut sering disebut gaya Aerodinamika. Gaya-gaya Aerodinamika yang bekerja
pada benda berasal dari 2 sumber dasar ialah distribusi tekanan dan tegangan
geser pada permukaan.
Komponen gaya yang searah dengan
aliran datang disebut tahanan (drag) dan komponen gaya yang tegak lurus
terhadap arah aliran datang disebut gaya angkat (lift). Pertimbangan
Aerodinamika adalah penting dalam mendesain sebuah kendaraan hal ini
berhubungan dengan pengurangan koefisien tahanan (drag Coefisien) pada suatu
kendaraan yang merupakan salah satu cara yang efektif dalam penghematan bahan
bakar. Terdapat 2 prinsip penting dalan mendesain suatu benda dengan tahanan
rendah : • Apabila benda tersebut panjang dan tipis, tahanannya berkaitan
dengan friksi. Tahanan ini dapat dikurangi dengan menjaga aliran laminar
sebanyak mungkin. Hal ini mengisyaratkan permukaan-permukaan yang halus. • Apabila
bentuk bendanya adalah tumpul, tahanannya (bilangan Reynolds tinggi) terutama
tahanan bentuk. Gaya tahanan udara mempunyai arah yang berlawanan dengan arah
gerak benda gaya tahanan tersebut akan terasa pengaruhnya jika benda bergerak
pada kecepatan tinggi dengan luas permukaan benda yang besar.
Untuk perbandingan antara Gokart
dengan menggunakan mesin jenis matic dan motor matic itu sendiri dalam hal
koefisien tahanan (drag Coefisien), maka faktor yang berhubungan adalah sbb: •
bentuk bodi dari kendaraan tersebut • beban kendaraan saat melaju • arah dan
kecepatan angin saat kendaraan melaju • permukaan jalan
Dari 2 jenis kendaraan diatas dapat
dicontohkan kasus sebagai berikut kedua kendaraan Gokart dan Motor dengan
bentuk bodi standart, berjalan dengan kecepatan dan arah yang sama, melawan
arah angin, di permukaan jalan aspal maka dapat diambil kesimpulan koefisien
tahanan (drag Coefisien) dari gokart akan lebih besar dibandingkan dengan motor
matic.Hal ini disebabkan oleh : • Berat gokart lebih besar dari pada motor
matic, sehingga mesin memerlukan daya yang lebih besar untuk menjalankan
gokart. • Gaya gesekan antara roda gokart lebih banyak dari pada motor matic
karena profil/bentuk roda gokart lebih lebar dari pada motor matic. • Koefisian
tahanan udara (air drag Coefisien) gokart (dengan bentuk/profil bodi standart)
akan ≥ dari pada Koefisian tahanan udara (air drag Coefisien) motor matic
(dengan bentuk/profil bodi standart).
KECEPATAN SUARA DAN AERODINAMIKANYA
Sebelum membicarakan topik ini perlu dibahas terlebih dahulu
tentang pengertian kecepatan suara serta aerodinamika-nya. Kecepatan suara
disebut juga 1 Mach. Kata Mach berasal dari nama seorang ahli fisika Austria
yang menemukannya. Pada keadaan permukaan laut kecepatan suara kira-kira 760
mph (mil per jam), berubah-ubah tergantung dari tekanan udara, temperatur
udara, kelembaban udara, dan lain-lain. Pada ketinggian 40.000 feet, kecepatan
suara kira-kira 660 mph.
Karakteristik pesawat dengan kecepatan suara ialah adanya
gelombang kompresi di depan hidung pesawat. Di bawah kecepatan suara
partikel-partikel udara dapat dipisahkan dari lintasan gerakan pesawat, tetapi
pada kecepatan 1 Mach partikel-pattikel udara tak sempat
dipisahkan/disingkirkan dan mulai menimbun di depan pesawat serta berbenturan
satu sama lain, menimbulkan gelombang kompresi di depan hidung pesawat dengan
tekanan suhu yang tinggi. Gelombang kompresi inilah yang memungkinkan suara
dipindahkan. Hal ini dapat menyebabkan distorsi penglihatan terhadap benda –
benda yang ada di luar pesawat dari tempat sebenarnya.
Pembentukan gelombang kompresi pada kecepatan 1 Mach lebih dahulu daripada gerakan pesawatnya sendiri. Mula-mula gelombang kompresi ini tak begitu padat, lama kelamaaan dengan makin bertambahnya kecepatan, gelombang ini memadat dan membentuk sudut yang makin lancip sehingga hidung pesawat sukar untuk menembus gelombang tersebut. Oleh sebab itu pesawat-pesawat didisain hidungnya meruncing guna menembus gelombang kompresi.
Pembentukan gelombang kompresi pada kecepatan 1 Mach lebih dahulu daripada gerakan pesawatnya sendiri. Mula-mula gelombang kompresi ini tak begitu padat, lama kelamaaan dengan makin bertambahnya kecepatan, gelombang ini memadat dan membentuk sudut yang makin lancip sehingga hidung pesawat sukar untuk menembus gelombang tersebut. Oleh sebab itu pesawat-pesawat didisain hidungnya meruncing guna menembus gelombang kompresi.
Aliran udara pada permukaan sayap berbeda sifatnya pada setiap
perubahan besarnya kecepatan. Pada kecepatan transonic (daerah perbatasan
kecepatan suara) terjadilah percampuran dua macam aliran udara yang bertumbukan
satu sama lain. Pesawat disebut menembus sonic-barrier dan menimbulkan suara
sonic-boom. Akhir-akhir ini pesawat di disain sedemikian rupa sehingga
mengurangi terjadinya sonicboom.
GAYA ANGKAT
Studi eksperimental tentang pengaruh
sudut putar terhadap gaya angkat sudut potong pada bola telah dilakukan. Sudut
potong yang digunakan adalah 30o, 45o, 53o, 55o, dan 75o. Gaya angkat diukur
dengan menggunakan timbangan gaya pada terowongan angin dan kecepatan angin
diatur sehingga didapat bilangan Reynolds aliran 5,3 x 104 dan 6,0 x 104. Sudut
putar aliran divariasikan dari 0o sampai 60o. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara umum gaya angkat naik bila sudut putar naik. Pada sudut putar
tertentu gaya angkat mencapai maksimum dan setelah sudut tersebut gaya angkat
turun. Selanjutnya, untuk sudut putar tertentu, bila sudut potong naik gaya
angkat juga naik.
Kata kunci: Sudut putar, sudut
potong, gaya angkat.
Semua benda dalam aliran fluida akan
mengalami gaya-gaya karena interaksi antara benda tersebut dengan aliran.
Gaya-gaya tersebut dapat dikategorikan sebagai gaya-gaya tahanan (drag) dan
angkat (lift). Sehingga pengetahuan tentang gaya-gaya yang bekerja pada
benda yang tenggelam dalam aliran fluida adalah sangat penting Pengurangan
gaya-gaya yang bekerja pada benda dapat dilakukan dengan mengontrol lapisan
batas yang terjadi pada permukaan benda. Modifikasi bentuk benda adalah salah
satu metode yang dapat dilakukan untuk mengontrol lapisan batas yang berkembang
pada permukaan benda.
Banyak benda mempunyai bentuk
silinder bundar yang terletak dalam aliran. Beberapa di antaranya adalah tiang
penyangga bangunan lepas pantai, tiang penyangga jembatan, dan pipa-pipa (tubes)
dalam penukar panas. Bila benda berbentuk silinder bundar dipotong pada
bagian yang tegak lurus aliran yang datang, sampai nilai sudut potong tertentu,
gaya tahanan yang bekerja pada silinder tersebut dapat berkurang. Benda-benda
yang berbentuk bola (spheres) juga banyak yang dialiri fluida.
Tangki-tangki gas pada industri petrokimia atau industri gas yang terletak di
ladang, sonar tranducer untuk menduga kedalaman lautan adalah
contoh-contoh benda berbentuk bola yang dialiri fluida. Pengurangan gaya
tahanan dengan memotong permukaan yang tegak lurus aliran juga dapat dilakukan
pada bola.
Pengurangan gaya tahanan pada semua
benda yang dijelaskan di atas adalah menguntungkan dari sisi teknik. Bahan yang
digunakan dalam suatu struktur juga berkurang akibat pemotongan, sehingga
menguntungkan dari sisi ekonomi.
Dalam kenyataan, aliran fluida tidak
selalu tegak lurus permukaan benda yang terpotong, sehingga membentuk sudut
putar aliran terhadap permukaan (seperti suatu airfoil simetris yang dialiri
fluida dengan sudut serang). Adanya sudut putar aliran ini akan menghasilkan
gaya yang searah aliran (yaitu gaya tahanan) dan gaya yang tegak lurus aliran
(yaitu gaya angkat).
Hasil eksperimen pada bola teriris
menunjukkan bahwa gaya tahanan naik bila sudut putar naik. Gaya tahanan ini
mencapai nilai maksimum pada sudut potong tertentu, dan setelah sudut potong
tersebut gaya tahanan turun. Paper ini mendiskusikan hasil eksperimen tentang
pengaruh sudut datang aliran dengan beberapa sudut potong terhadap gaya angkat
pada bola.
Metode analisis tanpa dimensi
dilakukan untuk menganalisa parameter-parameter yang berhubungan dengan
eksperimen. Metode ini akan dapat menentukan persamaan korelasi tanpa dimensi
yang berpengaruh dalam eksperimen. Metode ini dikenal sebagai teorema Buckingham
Pi. Dengan memperhatikan Gambar 1, parameter-parameter yang berpengaruh
dalam eksperimen adalah:
1. Model Test dalam Test Section
FL ,ρ∞ , μ∞, V∞, D, H, t
Di mana:
FL : Gaya angkat
ρ∞ : Massa jenis aliran bebas
μ∞ : Viskositas aliran bebas
V∞ : Kecepatan aliran bebas
D : diameter bola
H : Tinggi pemotongan
t : Tarak titik pada bola terkena
aliran dating terhadap garis horisontal melalui pusat bola
Dari analisis tanpa dimensi didapat hubungan fungsional
parameter-parameter tanpa dimensi:
ρ μ = ρ∞ ∞ ∞ ∞ D, t D, H V D f V D F 2 2 L (1)
di mana:
2 2 L V D F ∞ ρ adalah gaya angkat tak berdimensi. Bila
parameter ini dibagi dengan bilangan1/2 ( 2 2 2 1 V D ∞ ∞ ρ adalah gaya tekan
dinamik) didapat koefisien gaya angkat, Cl, yang juga tak berdimensi V D ∞ ∞ ∞
ρ μ = e R 1 (Re, bilangan Reynolds, tak berdimensi) D H : Sudut potong (θ, tak
berdimensi) D t : Sudut putar (α, tak berdimensi) Jadi hasil-hasil eksperimen
dapat dinyatakan dalam: C f (R , , ) l e = θ α (2) Prosedur eksperimen
2. Model Test dalam
Terowongan Angin
Eksperiman dilakukan dalam
terowongan angin subsonik dan benda uji diletakkan didalam test section yang
berukuran 30 cm x 30 cm (Gambar 2). Intensitas turbulensi aliran bebas, yaitu
perbandingan antara fluktuasi kecepatan terhadap kecepatan aliran bebas, adalah
sekitar 0,8 pada semua eksperimen. Kecepatan aliran bebas diukur dengan
menggunakan Tabung Pitot yang dihubungkan ke manometer miring berisi minyak
tanah. Enam buah bola berdiameter 60 mm digunakan dalam studi ini dan terbuat
dari akrilik. Salah satu bola tersebut adalah bundar (tanpa sudut potong),
sementara yang lain dipotong dengan sudut yang berbeda pada permukaan depannya,
yaitu, θ: 30o, 45o, 53o, 55o, dan 75o. Sudut-sudut potong ini besarnya mengacu
pada penelitian sebelumnya [4, 5]. Permukaan semua bola adalah dihaluskan
dengan hati-hati untuk menjamin kehalusan secara aerodinamik, sehingga pengaruh
kekasaran permukaannya dapat diabaikan dalam studi ini.
Gaya angkat yang bekerja pada bola
diukur dengan menggunakan timbangan gaya, dan terowongan angin dijalankan pada
bilangan Reynolds 5,3 x 104 dan 6,0 x 104 (berbasis pada kecepatan fluida V∞
dan diameter bola D). Lapisan batas yang berkembang pada dinding terowongan
angin dengan lapisan batas pada permukaan bola adalah dapat diabaikan, karena
jarak antara permukaan bola terhadap dinding terowongan angin adalah sangat
besar disbanding tebal lapisan batas yang berkembang pada kedua permukaan
tersebut. Kecepatan fluida pada pusat test section diukur dengan
menggunakan Tabung Pitot yang dihubungkan ke manometer miring yang berisi
minyak tanah. Temperatur udara diukur dengan menggunakan termometer, dan
temperature ini digunakan untuk mengevaluasi sifat-sifat udara.
Sudut putar (α) divariasikan dari 0o
sampai 60o dengan interval 5o.
Distribusi koefisien gaya angkat
(Cl) sebagai fungsi sudut putar (α) dan sudut potong (θ) ditunjukkan dalam
Gambar 3 untuk Re= 5,3 x 104 untuk Re= 6,0 x 104. kedua bilangan Reynolds.
Untuk sudut-sudut potong 45º, 53º,
55º, dan 75º, semua harga Cl cendrung naik bila sudut putar naik. Kenaikan Cl
ini terjadi sampai α mencapai harga tertentu, kemudian harga Cl menurun.
Kenaikan Cl pada sudut-sudut potong tersebut disebabkan oleh adanya streamlines
yang taksimetris antara bagian atas dan bawah bola. Lintasan partikel
fluida pada bagian atas bola adalah lebih panjang dari pada bagian bawah bola.
Sebagai konsekuensinya, distribusi tekanan pada permukaan bawah adalah lebih
besar dari pada permukaan atas bola, hasilnya adalah gaya angkat. Fenomena
turunnya Cl pada α yang lebih besar adalah seperti fenomena turunnya gaya
angkat (stall) pada airfoil yang beroperasi pada sudut serang yang
sangat besar.
Streamlines melintasi Bola dengan
Sudut-sudut Potong 45º, 53º, 55º, dan 75º
Untuk sudut putar terkecil (α =
30o), permukaan terpotong adalah relatif kecil dibanding luas frontal bola.
Pada bagian atas bola terpotong, partikel fluida membentuk lintasan berbentuk
kurva, sedang di bagian bawah partikel fluida membentuk lintasan kurva dan
garis lurus.
Perbedaan struktur streamlines antara
bagian atas dan bawah bodi menyebabkan distribusi tekanan pada bagian bawah
bola lebih rendah dari pada di bagian atas, yang menghasilkan gaya angkat
negative pada bola. Namun, pada α yang lebih besar, kecenderungan harga Cl
adalah seperti kecederungan untuk sudut-sudut potong (θ) yang lebih besar.
Streamlines melintasi Bola dengan Sudut Potong 30º
Pada θ = 75º, gaya angkat adalah
terbesar dibanding sudut-sudut potong yang lain pada semua α. Pudjanarsa dan
Raharjo [6] juga menunjukkan bahwa gaya seret adalah maksimum pada θ = 75º
dibanding θ yang lain pada semua α. Hal ini disebabkan pada sudut putar 0º
untuk bola denga sudut iris 75º menyebabkan profil di depan aliran didominasi
oleh bidang datar (hampir setara dengan luasan proyeksi profil) dibandingkan
dengan bidang lengkung. Aliran yang datang ke profil disambut dengan geometri
profil dengan takikan tajam sehingga separasi langsung terjadi pada titik itu.
Jika dibandingkan antara profil dengan sudut iris 55º dengan profil dengan
sudut iris 75º misalnya, pada sudut iris 55º aliran masih dapat ‘dituntun’ oleh
bidang lengkung di tepi profil sehingga terjadi separasi di belakang irisan
masih mungkin terjadi. Namun pada sudut iris 75º proses ‘penuntunan’ aliran itu
tidak terjadi karena luasan permukaan yang dibentuk bidang datar hampir
menyamai seluruh luasan proyeksi seluruh profil atau takikan yang terkena
aliran lebih tajam. Bila eksperimen dilakukan pada sudut potong lebih besar
dari 75º dapat diperkirakan bahwa gaya-gaya tahanan dan angkat juga akan lebih
besar dibanding sudut-sudut potong yang lebih kecil.
Pada θ = 55º, gaya angkat adalah
lebih rendah dari pada untuk θ = 53º pada semua α, walaupun gaya tahanan adalah
sedikit berbeda antara kedua θ tersebut. Lebih dari itu, θ = 53º memberian
keuntungan dibanding θ yang lain bila bola dialiri aliran pada α = 0º. S. Aiba
menyimpulkan bahwa lapisan batas turbulen eksis pada permukaan lengkung bola
pada sudut potong 45º hingga 55º dan titik separasi akan bergeser ke arah down
stream seiring makin besarnya sudut potong pada rentang sudut potong 45º
hingga 53º. Nilai minimum CD dihasilkan pada sudut iris 53º, gaya tahanan pada
θ = 45º adalah masih tinggi bila bola dialiri aliran fluida pada sudut putar 0
[4]. Pada θ = 45º, Cl adalah masih kecil, khususnya pada sudut putar antara 0º
sampai 25º.
Secara umum, adanya sudut putar
aliran pada permukaan terpotong dari bola terpotong menghasilkan gaya angkat.
Gaya ini naik bila sudut putar naik sampai sudut potong tertentu. Setelah
mencapai sudut putar maksimum, gaya angkat turun secara bertahap. Pada sudut
potong 30º, gaya angkat adalah negatif dalam rentang 0º ≤ α ≤52º, kemudian gaya
angkat menjadi positif setelah α =52º. Pada sudut potong yang sangat kecil dan
sangat besar, suatu kerugian dihasilkan. Kerugian itu adalah karena adanya gaya
tahanan yang tinggi. Pada sudut-sudut potong yang besar, gaya-gaya tahanan dan
angkat adalah tinggi. Hal ini juga terjadi bila aliran yang datang tanpa sudut
putar.
BERMAIN DENGAN PESAWAT TERBANG MINI
Pesawat terbang model yang bisa
dikendalikan dengan remote control atau radio control (alat kendali jarak jauh)
atau disingkat R/C Airplane (Remote-Controlled Airplane) sebenarnya sudah ada
sejak tahun 1937. Dua orang yang pertama kali membuat pesawat model ini adalah
Walter dan Bill Good. Apa sihyang membuat pesawat model yang banyak terbuat
dari plastik ini bisa terbangmeliuk-liuk di angkasa? Pesawat model yang mirip
seperti pesawat asli ini bahkanbisa lebih lincah berputar-putar di udara!
Seperti kita tahu, ada beberapa macam gaya yang bekerja pada bendabendayang
terbang di udara. Gaya-gaya aerodinamika ini meliputi gaya angkat(lift), gaya
dorong (thrust), gaya berat (weight), dan gaya hambat udara (drag). Gaya-gaya
inilah yang mempengaruhi profil terbang semua benda-benda di udara, mulai dari
burung-burung yang bisa terbang mulus secara alami sampai pesawat terbang yang
paling besar sekalipun. Jadi gaya-gaya yang sama (Gambar 1) bekerja juga pada
pesawat model yang ukurannya mini ini.
Gaya hambat udara (drag) merupakan
gaya yang disebabkan oleh molekul-molekul dan partikel-partikel di udara. Gaya
ini dialami oleh benda yang bergerak di udara. Pada benda yang diam gaya hambat
udara nol. Ketika benda mulai bergerak, gaya hambat udara ini mulai muncul yang
arahnya berlawanan dengan arah gerak, bersifat menghambat gerakan (itu sebabnya
gaya ini disebut gaya hambat udara). Semakin cepat benda bergerak semakin besar
gaya hambat udara ini. Agar benda bisa terus bergerak maju saat terbang,
diperlukan gaya yang bisa mengatasi hambatan udara tersebut, yaitu gaya dorong
(thrust) yang dihasilkan oleh mesin. Supaya kita tidak perlu menghasilkan
thrust yang terlalu besar (bisa-bisa jadi tidak ekonomis) kita harus mencari
cara untuk mengurangi drag. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan desain
yang streamline (ramping).
Supaya bisa terbang, kita perlu gaya
yang bisa mengatasi gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi. Gaya ke atas
(lift) ini harus bisa melawan tarikan gravitasi bumi sehingga benda bisa
terangkat dan mempertahankan posisinya di angkasa.
Di sinilah tantangannya! Kita harus
melawan gravitasi! Bagaimana caranya? Ini saatnya memanfaatkan bantuan dari
fisikawan-fisikawan legendaris: Isaac Newton, Bernoulli, dan Coanda. Ketiganya
bekerja sama menjawab tantangan ini!
Isaac Newton yang terkenal dengan
ketiga persamaan geraknya menyumbangkan hukum III Newton tentang Aksi-Reaksi
(Gambar 2). Sayap pesawat merupakan bagian terpenting dalam menghasilkan lift.
Pada Gambar 2 kita melihat aliran udara di atas dan di bawah sayap pesawat.
Partikel-partikel udara menabrak bagian bawah sayap pesawat. Partikel-partikel
yang menabrak ini lalu dipantulkan ke bawah (ke arah tanah). Udara yang
menghujani tanah ini merupakan gaya AKSI. Nah, ini baru aksi yang disebabkan
proses yang terjadi di bagian bawah sayap. Di bagian atas sayap, ada proses
lain yang juga menghasilkan aksi. Nah di sini Bernoulli dan Coanda ‘bekerja
sama’. Sewaktu udara akan mengalir di bagian atas sayap, tekanannya sebesar P1.
Ketika udara melewati bagian lengkung pesawat, tekanan udara di daerah itu
turun menjadi P2.
Menurut Coanda, udara yang melewati
permukaan lengkung akan mengalir sepanjang permukaan itu (dikenal sebagai Efek
Coanda). Ini dibuktikan ketika kita meletakkan lilin menyala di depan sebuah
botol. Ketika lilin ditiup dari belakang botol, aneh ternyata lilin didepan
botol itu akan mati. Menurut Coanda hal ini disebabkan karena udara yang kita
tiup mengalir mengikuti permukaan lengkung botol lalu meniup api lilin hingga
mati. Nah, udara yang melewati bagian atas sayap ini mirip udara yang bergerak
sepanjang botol. Udara ini akan mengalir sepanjang permukaan atas sayap hingga
mencapai ujung bawah sayap (Gambar 2). Di ujung bawah sayap itu
partikel-partikel udara bergerombol dan bertambah terus sampai akhirnya
kelebihan berat dan berjatuhan (downwash).
Siraman udara atau downwash ini juga
merupakan komponen gaya AKSI. Tanah yang menerima gaya aksi ini pasti langsung
memberikan gaya REAKSI yang besarnya sama dengan gaya aksi tetapi berlawanan
arah. Karena gaya aksinya menuju tanah (ke arah bawah), berarti gaya reaksinya
ke arah atas. Gaya reaksi ini emberikan gaya angkat (lift) yang bisa mengangkat
pesawat dan mengalahkan gaya berat akibat tarikan gravitasi bumi. Sumber gaya
angkat (lift) yang lain adalah perubahan tekanan udara di P2.
Untuk bermanuver di udara pesawat
harus memperhatikan semua gaya aerodinamika tersebut. Jika ingin terbang pada
kecepatan dan ketinggian konstan maka resultan gaya-gaya tersebut harus nol.
Ini berarti gaya dorong (B) harus sama besar dengan gaya hambat udara (D), dan
gaya angkat ke atas (A) harus sama besar dengan gaya berat benda (C). Kalau
kita ingin menambah kecepatan, kita harus menambah gaya dorong sehingga B >
D. Kalau hambatan dari udara lebih besar dari gaya dorong yang dihasilkan mesin
(B < D) maka kecepatan pasti berkurang. Jika kita ingin menambah ketinggian,
kita hanya perlu menambah gaya angkat supaya A > C, sebaliknya jika kita
ingin mengurangi ketinggian, kita hanya perlu mengurangi gaya angkat (A <
C). Kadang-kadang pesawat terbang bahkan mengurangi gaya berat dengan cara
membuang sebagian bahan bakarnya jika akan melakukan pendaratan darurat.
Konsepnya sangat sederhana, itu konsep yang ‘mengangkat’ pesawat dari tanah dan
menjaganya tetap stabil di udara. Pada pesawat model besarnya gaya dorong bisa
diatur menggunakan remote control atau radio control. Alat kendali jarak jauh
pada pesawat model ini merupakan alat pemancar sinyal radio (transmitter).
Pemancar dilengkapi batere sebagai sumber tenaga untuk mengirimkan sinyal.
Batere ini bisa juga diisi ulang seperti batere telepon selular. Alat pemancar
ini berfungsi untuk mengirimkan sinyal radio pada frekuensi tertentu, yang
berisi instruksi untuk menggerakkan mesin/kendali pesawat. Sewaktu kita
menggerakkan tomboltombol pada alat kendali itu, terbentuklah rangkaian listrik
yang tertutup.
Rangkaian listrik ini akan
mengirimkan sinyal berupa gelombang radio. Frekuensi gelombang radio yang biasa
digunakan untuk pesawat-pesawat model ini berkisar pada 72 MHz (1 MHz = 106
Hz). Sinyal radio yang berupa pulsa listrik ini sudah memiliki kode-kode unik
untuk setiap perintah. Kodenya berbeda-beda untuk perintah terbang, maju,
berputar, dan perintah-perintah lainnya. Sinyal radio ini kemudian diterima
oleh alat penerima sinyal (receiver) yang diselipkan di pesawat model. Kode
yang merupakan perintah ini dikirimkan ke sirkuit (Integrated Circuit atau IC)
yang ada di dalam pesawat model. Kodenya kemudian dikenali dan dijalankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar